P
R O P O S A L
|
PENINGATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MELALUI METODE LANGSUNG
OLEH
Dian Lestari
A1A010049
Dosen
Dr. Susetyo, M.Pd.
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS
BENGKULU
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdullilah,
dengan mengucap syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang mana telah memberikan
rahmat serta kesehatan yang tiada henti-hentinya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas proposal ini tepat pada waktunya.
Proposal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningatan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas X SMA NEGERI 1 CURUP
SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 MELALUI METODE LANGSUNG” bermaksud
sebagai suatu kajian yang mengarah kepada harapan suatu perubahan yang terjadi
didalam kelas dimana pada kelas tersebut siswanya mengalami kesulitan ketika
berbicara. Disini peneliti berupaya menggunakan metode langsung agar siswanya
dapat aktif berbicara.
Tugas
Proposal ini tidak terlepas dari peran dosen, Dr. Susetyo, M.Pd. yang mana
telah bayak memberikan banyak masukkan kepada penullis, begitu juga teman-teman
sekalian.
Kritik
dan saran sangat penulis butuhkan demi perbaikan dimasa mendatang. Semoga dapat
bermanfaat bagi pembacanya. Terima kasih.
Bengkulu, Januari 2013
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL i
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 1
C.
Batasan Masalah 2
D.
Tujuan Penelitian 2
E.
Manfaat Penelitian 2
BAB
II KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA 3
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN 5
A. Pendekatan
dan rancangan penelitian 5
B. Tempat
dan waktu penelitian 5
C. Subjek
penelitian 5
D. Prosedur
penelitian 5
E. Teknik
pengumpulan data 6
F. Teknik
analisis data 6
G. Indikator
kinerja 10
DAFTAR
PUSTAKA 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dengan melakukan
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK dimaksudkan agar adanya perubahan didalam
kelas, sehingga masalah yang terjadi didalam kelas dapat teratasi. PTK juga
diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan sehingga menghasilkan siswa-siswa
yang berkualitas.
Permasalahan
sering timbul dalam setiap hal, contohnya saja dalam lingkungan kelas. Banyak
faktor yang mempengaruhi seperti guru mengajar, kurikulum yang tidak sesuai
standar, lingkungan belajar yang tidak efektif, seperti kurang memadainya
sarana dan prasarana pendukung motivasi belajar dan juga dorongan siswa untuk
belajar entah itu karena kurang disiplin atau banyak anak yang malas belajar
karena proses belajar yang dilakukan selama ini membosankan dan terkesan
itu-itu saja.
Masalah
lain agaknya mengarah pada pembelajaran bahasa Indonesia yaitu kurang aktifnya
siswa ketika berbicara dikelas. Padahal mata pelajaran Bahasa Indonesia ini
menuntut siswanya untuk mampu memiliki empat keterampilan berbahasa, yang salah
satunya adalah berbicara.
Tanpa
disadari, kebanyakan guru selalu berkomunikasi satu arah tanpa mendapat respon
siswa, dan menyebabkan keadaan kelas menjadi hambar. Siswa kebanyakan duduk
diam tanpa banyak berkomentar dan bertanya tentang penjelasan guru, padahal
guru yang mengajar telah berupaya maksimal untuk menghidupkan keadaan kelas
sehingga murid yang belajar betah dikelas.
Sepertinya
ada ketakutan yang dimiliki siswa untuk berbicara didalam kelas, entah karena
kurangnya rasa percaya diri atau karena faktor sebelumnya yang timbul.
Oleh
karena kemampuan berbicara siswa yang masih kurang dan tidak maksimal
menyebabkan nilai kebahasaan yang didapat kurang baik untuk itu peneliti
melakukan PTK.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian di rumuskan sebagai berikut:
1.
Apa hubungan PTK dalam kaitanya meningkatkan
kemampuan berbicara siswa dengan metode langsung?
2.
Apakah ada pengaruh metode langsung
terhadap peningkatkan kemampuan berbicara siswa?
C.
Batasan
Masalah
Adapun batasan masalah
pada penitian tindakan kelas yaitu melingkup pada peningkatan kemampuan berbahasa
khususnya kemampuan berbicara siswa KELAS X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN TAHUN
PELEJARAN 2013/1014 dan metode langsung.
D.
Tujuan
Penelitian
Penelitan tindakan
kelas ini, bertujuan untuk membaiknya proses belajar-mengajar di kelas sehingga
menciptakan keadaan kelas yang aktif, yang diharapkan siswa dapat lebih mudah
dalam menangkap teori yang diberikan. Selain itu siswa pun menjadi tidak terlalu
terpaku kepada penjelasan guru, karena pada penelitian ini muridlah yang
diharuskan untuk aktif berbicara. Dengan demikian guru yang mengajarpun akan
semakin bersemangat mengajar karena siswanya aktif berbicara.
E.
Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat penelitian
ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui hubungan siswa dan guru
sebelum melakukan PTK
2.
Untuk mengetahui upaya guru dalam
meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan metode langsung
3.
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi
pada siswa setelah melakukan PTK
4.
Untuk mnegetahui apakah metode langsung
sangat efektif bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara
BAB
II
KAJIAN
TEORI DAN PUSTAKA
Dalam bidang pendidikan, khususnya
kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK
sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat
menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas
orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang
relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru
melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan
siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah
aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru
mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.
Susetyo (2010: 88) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian yang menunjuk kepada suatu kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu guna memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Sudah beberapa tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan
ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa inggris dikenal dengan
istilah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan dikelas.
Suharsimi (2006:2) mengemukakan dari ketiga kata “Penelitian Tindakan
Kelas”, maka ada tiga pengetian yang dapat diterangkan.
1.
Penelitian
–menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
dan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
mermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti.
2.
Tindakan
–menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3.
Kelas –dalam
hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang
lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dari guru yang sama pula.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah suatu penelitian atau pencermatan yang dilakukan didalam kelas
(sekelompok siswa) berupa suatu tindakan yang bermanfaat untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Berdasarkan penjelasan panjang lebar mengenai PTK,
yang berfungsi membantu perbaikan dan meningkatkan mutu siswa, untuk itu
peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dimana pada penelitian ini, penelitian
lebih berkenaan dengan semua aktivitas yang dilakukan dalam penelitian, pada
saat sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan sampai tercapainya
hasil penelitian yang telah diuji kredibilitas, dan depenabilitasnya.
Selajutnya
jenis PTK yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini, salah satunya adalah
jenis penelitian PTK Partisipan, di mana dalam penelitian ini peneliti terlibat
langsung pada proses penelitian sejak awal sampai dengan pembuatan laporan.
Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat,
selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu
menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK di
sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak
awal sampai berakhir penelitian.
PTK ini
menggunakan metode langsung, dimana merode langsung berasumsi bahwa, belajar
bahasa yang baik, adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa secara
intensif dalam komunikasi. Tujuan metode tersebut adalah penggunaan bahasa
secara lisan, agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penutur
asli. Siswa diberi latihan latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya
melalui demonstrasi, peragaan,gerakan,serta mimik secara langsung.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Rancangan
Penelitian
Penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada rancangan penelitian ini, didalam proses
belajar-mengajar peneliti menggunakan metode langsung. Metode langsung tersebut gunanya untuk
meningkatkan kemampuan berbicara siswa, dimana metode langsung berasumsi bahwa,
belajar bahasa yang baik, adalah belajar yang langsung menggunakan bahasa
secara intensif dalam komunikasi. Tujuan metode tersebut adalah penggunaan
bahasa secara lisan, agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti
penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat.Siswa diberi latihan latihan untuk
mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui demonstrasi,
peragaan,gerakan,serta mimik secara langsung supaya tidak kaku dan terbiasa.
B.
Tempat
dan Waktu penelitian
Tempat penelitian
dilakukan di Curup, tepatnya SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN, dengan sasaran siswa KELAS
X TAHUN PELAJARAN 2013/2014. Penelitian itu dilaksanakan selama setengah
semester, dimana setiap minggunya terjadi 2 kali pertemuan pada pembelajaran
Bahasa Indonesia, yang berangsur selama bulan Januari-Mei 2013.
C.
Subjek,
dan fokus penelitian
Adapun subjek penelitian
adalah siswa KELAS X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.
Dengan latar belakang, dimana siswanya kurang aktif berbicara ketika kelas,
karena siswa tersebut tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Fokus dalam
penelitian ini apakah dengan menggunakan metode langsung siswa KELAS X SMA
NEGERI 1 CURUP SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 menjadi lebih aktif berbicara.
D.
Prosedur
penelitian
Prosedur
penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model Kurt Lewin yang terdiri atas
empat komponen pokok penelitian kelas yakni:
1.
perencanaan
(planning),
2.
tindakan
(acting),
3.
pengamatan
(observing), dan
4.
refleksi
(reflecting). Menurut Zainal Aqib (2007:21).
E.
Teknik
pengumpulan data
Peneliti menggunakan
prosedur pengumpulan data yaitu dengan teknik;
1. Melalui
pengamatan/observasi peneliti langsung terlibat pada lokasi, dimana lokasi
tersebut dijadikan tempat penelitian secara terus menerus sampai penelitian itu
berhenti. Sehingga ketika observasi berlangsung peneliti dapat mengamati
tingkah laku setiap individu.
2. Wawancara
dilakukan kepada setiap siswa yang terlibat dalam penelitian. Disini peneliti
menanyakan apa saja yang menjadi penghambat mereka ketika ingin berbicara,
supaya mengetahui dengan jelas apa yang menjadi masalah.
3. Ujian
atau tes, dilakuakan terlebih dahulu sebelum
menerapkan metode langsung, supaya peneliti dapat mengetahui apakah ada
perubahan yang terjadi setelah menggunakan metode lengsung. Tes dimaksudkan
agar mendapatkan data hasil belajar siswa.
F.
Teknik
analisis data
Data
diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang
terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Teknik analisis data kualitatif ini yaitu dengan model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga
komponen, yakni: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam analisis data seperti ini adalah sebagai berikut.
a. Memilih data (reduksi data)
Pada langkah
pemilihan data ini, pilihlah data yang relevan dengan tujuan perbaikan
pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu,
guru peserta dapat menambahkan data baru dengan mengingat kembali peristiwa
atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan rencana tindakan.
b.
Mendeskripsikan data
hasil temuan (memaparkan data)
Pada kegiatan ini, guru peserta membuat deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada kegiatan a)
tersebut.
c.
Menarik
kesimpulan hasil deskripsi
Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat pada langkah
b) tersebut, selajutnya dapat ditarik kesimpulan hasil pelaksanaan rencana
tindakan yang telah dilakukan.
Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan mencari ”pattern” atau
pola (Guba dan Lincoln, 1981). Analisis dan interpretasi data juga dapat
dilakukan dengan cara mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang
dilakukan guru kemudian, digabung dengan data yang diperoleh dari beberapa
pengamat yang membantu.
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini
penulis menyusun rencana pembelajaran (RP) pada semua materi bahasa Indonesia KELAS
X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 pada semester kedua
terhitung dari bulan januari-mei. Pada pelaksanaan siklus I direncanakan sampai
ujian tengah semester.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan
kelas dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Sebelumnya penulis
melakukan beberapa hal antara lain:
a. Persiapan,tujuan
dan partisipasi siswa : Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang
berbicara, pentingnya berbicara, dan mempersiapkan siswa untuk belajar, guru
menumbuhkan minat belajar siswa dengan memberi motivasi akan pentingnya kita
berbicara (menggungkapkan pendapat).
b. Pendemonstrasian,
pengetahuan atau ketrampilan : Guru mendemonstrasikan ketrampilan dengan benar
atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
c. Pembimbingan
pelatihan : Guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal. siswa diberikan
kesempatan berbicara (berpendapat) pada setiap kesempatan pembelajaran, dan
siswa lain menyanggah jika terdapat anggapan yang berbeda.
d. Pengecekan
pemahaman dan pemberian umpan balik :Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan dan memberikan umpan balik.
e. Pemberian
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan :Guru mempersiapkan
kesempatan melakukan pelatihan kunjungan, dengan perhatian khusus pada
penerapan situasi yang lebih kompleks dan kehidupan sehari hari.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi.
3. Observasi
Kegiatan observasi
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada
tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat,
serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan
alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini
perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna
kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru
tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh
pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam
penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja
pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam.
4. Refleksi
Setelah mengkaji
hasil keterampilan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa dan hasil
pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator
kinerja maka peneliti mengubah strategi pada siklus dua agar pelaksanaannya
lebih efektif.
Siklus II
1. Perencanaan
Pada tahap ini
penulis menyusun rencana pembelajaran (RP) pada semua materi bahasa Indonesia KELAS
X SMA NEGERI 1 CURUP SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 pada semester kedua
terhitung dari bulan januari-mei. Pelaksanaan siklus II direncanakan setelah
ujian tengah semester sampai ujian akhir semester.
2. Pelaksanaan
Penelitian tindakan
kelas dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung.
a. Persiapan,tujuan
dan partisipasi siswa : Guru mempersiapkan segala kebutukan siswa, seperti
mater pembelajaran, serta media pembelajaran yang dibutuhkan pada pembelajaran
tersebut.
b. Pendemonstrasian,
pengetahuan atau ketrampilan : guru menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh
murid.
c. Pembimbingan
pelatihan : Guru merencanakan dan memberikan bimbingan awal. Selajutnya siswa
diberikan kesempatan berbicara (berpendapat) pada setiap kesempatan
pembelajaran, dan siswa lain menyanggah jika terdapat anggapan yang berbeda.
d. Pengecekan
pemahaman dan pemberian umpan balik :Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan dan memberikan umpan balik.
e. Pemberian
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan :Guru mempersiapkan
kesempatan melakukan pelatihan kunjungan, dengan perhatian khusus pada
penerapan situasi yang lebih kompleks dan kehidupan sehari hari.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan evaluasi.
3. Observasi
Kegiatan observasi
dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada
tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat,
serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan
alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Dalam tahap
observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar).
Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi
bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu
dalam.
4. Refleksi
Setelah mengkaji hasil
keterampilan berbicara pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa dan hasil
pengamatan aktivitas guru, serta menyesuaikan dengan ketercapaian indikator
kinerja maka peneliti mengubah strategi pada siklus dua agar pelaksanaannya
lebih efektif. Dengan membandingkan hasil evaluasi pada siklus I dan siklus II.
Selanjutnya setelah siklus telah berjalan, data-data yang
dihasilkan dari siklus I dan siklus II, tahapan ini penelitian menggunakan
penelitian kuantitatif, dengan hasil yang diperoleh sebagai berikut; Data-data
tersebut dianalisis mulai dari siklus satu dan siklus dua untuk dibandingkan
dengan teknik deskriptif presentase. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan
tabel kriteria deskriptif prosentase, yang dikelompokkan dalam 5 kategori,
yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang sebagai berikut:
Kriteria Nilai Penafsiran
-
86 – 100 Hasil
belajar baik sekali (A)
-
71 - 85 Hasil
belajar baik (B)
-
56 - 70 Hasil
belajar cukup (C)
-
41 - 55 Hasil
belajar kurang (D)
-
< 40 Hasil
belajar sangat kurang (E)
Jika pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar dari
“kurang” menjadi “cukup”, “baik”, “baik sekali” maka siklus berakhir pada
siklus II saja. Siswa pada penelitian ini dianggap berhasil jika mendapat nilai
“70” atau “hasil belajar cukup”.
G.
Indikator
kinerja
Penetapan Indikator Kinerja Utama
yaitu:
1.
Untuk memperoleh perubahan yang signifikan sehingga
timbul rasa percaya diri dan kuat mental dalam berbicara dalam keadaan formal
dan non formal.
- Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dengan menggunakan metode langsung yang digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja.
Jenis-Jenis Indikator Kinerja yaitu:
1.
Indikator Input: gambaran mengenai keberhasilan pembelajaran
yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome (kuantitas, kualitas, dan
kehematan)
- Indikator Process: gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan nilai yang baik khususnya bidang kebahasaan.
- Indikator Output: gambaran mengenai output yang dihasilkan dari suatu kegiatan pembelajaran (kuantitas, kualitas, dan efisiensi)
- Indikator Outcome: gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari proses pembelajaran yang dihasilkan (peningkatan kuantitas, perbaikan proses, peningkatan efisiensi, peningkatan kualitas, perubahan perilaku, peningkatan efektivitas, dan peningkatan pendapatan)
- Indikator Dampak: gambaran mengenai akibat langsung atau tidak langsung dari tercapainya tujuan. Indikator dampak adalah indikator outcome pada tingkat yang lebih tinggi hingga ultimate.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bahasa.
Susetyo. 2010. Penelitian
Kuantitaif dan Penelitian Tindakan Kelas. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar