Selasa, 11 Desember 2012

Aliran Transformasi


BAB 1
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu tidak terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja : fonologi, morfologi, sintaksis, semantic, dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja ada kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi. Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh seseorang yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam
Teori linguistik adalah teori yang dikemukakan oleh aliran linguistik tertentu dan aliran linguistik yang memiliki corak teori tertentu. Kriteria yang dipakai untuk membedakan dan mengelompokkan teori/aliran linguistik adalah kekhususan cara memahami bahasa dan corak analisisnya.
Ada empat teori besar yang dikategorikan berdasarkan kriteria tersebut, yang pertama adalah teori/aliran tradisional yang berdasarkan pada pola pemikiran filosofis dan bermula dari Plato dan Aristoteles. Kategori yang kedua adalah teori/aliran struktural yang berlandaskan faham behaviorisme yang beranggapan bahwa jiwa seseorang dan hakikat sesuatu hanya bisa dideteksi lewat tingkah laku dan perwujudan lahiriahnya yang tampak, sehingga aliran struktural mengamati bahasa dan hakikatnya dalam perwujudan sebagai ujar. Kategori ketiga adalah teori/aliran transformasional yang dipelopori oleh Noam Chomsky dan ini merupakan aksi penolakan atas konsep strukturalisme bahwa bahasa adalah faktor kebiasaan. Kategori yang keempat adalah aliran/teori tagmemik dan berangkat dari konsep tagmem yang merupakan bagian dari konstruksi gramatikal dengan empat macam kelengkapan spesifikasi ciri, yakni: slot, kelas, peran, dan kohesi. Ada satu kategori lagi, yaitu kategori aliran lain-lain yang berisi aliran yang tidak terlalu terkenal seperti teori/aliran Bloomfieldian, Stratifikasi, Kopenhagen, Praha, London, dan lain-lain, namun kebanyakan teori tersebut juga sudah tercangkup dalam teori strukturalisme.
B.      RUMUSAN MASALAH

1.    Apa Ciri-Ciri Aliran Transformasi?
2.    Apa Keunggulan dari Aliran Transformasi?
3.    Apa Kelemahan dari Aliran Transformasi?
4.    Bagaimana Analisis aliran Transformasi?
5.    Bagaiman Transformasi Generatif itu?

C.      TUJUAN
1.    Mengetahui Ciri-Ciri Aliran Transformasi
2.    Mengetahui Keunggulan dari Aliran Transformasi
3.    Memahami Kelemahan dari Aliran Transformasi
4.    Mnegetahui Analisis aliran Transformasi
5.    Mengetahui Transformasi Generatif


BAB 2
PEMBAHASAN
Aliran transformasi pasti tidak pernah lepas dari nama Avram Noam Chomsky. Professor linguistik dari Institut teknologi Massachusetts yang lahir di Philadelphia, Amerika Serikat pada tanggal 7 Desember 1928 tersebut, dikenal sebagai penggagas aliran transformasi. Dalam bukunya yang berjudul Syntatic Structure pada tahun 1957, Chomsky mengembangkan model tata bahasa yaitu transformational generative grammar, dalam bahasa Indonesia disebut tata bahasa transformasi atau bahasa generatif. Aliran ini muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa merupakan kebiasaan.

Pelopor aliran ini adalah N. Chomsky dengan karyanya “Syntactic Structure”(1957) dan diikuti oleh tokoh-tokoh seperti Postal, Fodor, Hale, Palmatier, Lyons, Katz, Allen, van Buren, R. D. King, R.A. Jacobs, J. Green, dll.

Aliran ini pada mulanya hanya berbicara transformasi pada level kalimat tetapi kemudian diterapkan dalam tataran lain seperti morfologi dan fonologi.

Tujuan penelitian bahasa adalah untuk menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. .Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna maka haruslah dapat menggambarkan bunyi dan arti dalam bentuk kaidah – kaidah yang tepat dan jelas. Syarat untuk memenuhi teori dari bahasa dan tata bahasa yaitu :

1. kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat – buat.
2. tata bahasa tersebut terus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja dan semuanya ini harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.

Kemudian disusul dengan dengan terbitnya buku yang berjudul aspect of the theory of syntax, dalam buku ini Chomsky menyempurnakan teorinya mengenai sintaksis dengan mengadakan beberapa perubahan yang prinsipil. Tahun 1965 dikenal dengan standar teori, kemudian tahun 1972 diberi nama Extended Standard Theory, tahun 1975 diberi nama Revised Extended Standard Theory. Terakhir buku ini direvisi dengan nama Government and Binding Theory.

Dari kesimpulan tersebut terdiri dari 3 komponen :
1. komponen sintetik
2. komponen semantik
3. komponen fologis

Aliran ini muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa merupakan kebiasaan. Transformasi pada mulanya hanya berbicara transformasi pada level kalimat tetapi kemudian diterapkan dalam tataran lain seperti morfologi dan fonologi. Konsep language dan paroleh dari De Sausure, Chomsky membedakan adanya kemampuan (kompeten) dan perbuatan berbahasa (performance). Jadi objeknya adalah kemampuan. Seorang peneliti bahasa harus mampu menggambarkan kemampuan si pemakai bahasa untuk mengerti kalimat yang tidak terbatas jumlahnya, yang sebagian besar, barangkali, belum pernah didengarnya atau dilihatnya. Kemampuan membuat kalimat – kalimat baru disebut aspek kreatif bahasa Dalam buku Tata Bahasa Transformasi lahur bersamaan dengan terbitnya buku Syntatic Structure tahun 1957. buku ini sering disebut “ Tata Bahasa Transformasi Klasik .

Menurut Judith Green dalam bukunya yang berjudul op cit, menerangkan bahwa teori Chomsky mengenai generative transformational grammer adalah yang pertama memaksa ahli-ahli psikologi untuk mempertimbangkan kembali keseluruhan pendekatan mereka terhadap studi; tingkah laku bahasa, dan memaklumkan revolusi psikolinguistik.


A.     CIRI-CIRI ALIRAN TRANSFORMASI
  1. Berdasarkan faham mentalistik. Aliran ini meganngap bahasa bukan hanya proses rangsang-tanggap akan tetapi merupakan proses kejiwaan. Aliran ini sagat erat dengan psikolinguistik.
  2. Bahasa merupakan innateBahasa merupakan faktor innate(keturunan/warisan)
  3. Bahasa terdiri dari lapis dalam dan lapis permukaan.Teori ini memisah bahasa menjadi dua lapis yaitu deep structure dan surface structure. Lapis batin merupakan tempat terjadinya proses berbahasa yang sebenarnya secara mentalistik sedangkan lapis permukaan adalah wujud lahiriah yang ditransformasi dari lapis batin.
  4. Bahasa terdiri dari unsur competent dan performance Linguistic competent atau kemampuan linguistik merupakan penegtahuan seseorang tentang bahasanya termasuk kaidah-kaidah di dalamnya. Linguistic performance atau performansi linguistik adalah keterampilan seseorang menggunakan bahasa.
  5. Analisis bahasa bertolak dari kalimat.
  6. Penerapan kaidah bahasa bersifat kreatif. Ciri ini menentang anggapan kaum struktural yang fanatik terhadap standar keumuman. Bagi kaum tranformasi masalah umum tidak umum bukan suatu persoalan yang terpenting adalah kaidah.
  7. Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi.Kalimat inti merupakan kaliamt yang belum dikenai transformasi sedangkan kalimat transformasi merupakan kalimat yang sudah dikenai kaidah transformasi yang ciri-cirinya yaitu lengkap, simpel, statemen, dan aktif. Dalam pertumbuhan selanjutnya ciri itu ditambah runtut dan positif.
  8. Analisis diwujudkan dalam diagram pohon dan rumus. Analisis dalam teori ini dimulai dari struktur kalimat lalu turun ke frase menjadi frase benda (NP) dan frase kerja (VP) kemudian dari frase turun ke kata.
  9. Gramatikal bersifat generatif.Bertolak dari teori yang dinamakan tata bahasa generatif tansformasi (TGT).


B.      KEUNGGULAN ALIRAN TRANSFORMASI
  1. Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan buakan fisik.
  2. Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance)
  3. Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
  4. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan.
  5. dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.
C.      KELEMAHAN ALIRAN TRANSFORMASI
  1. Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat
  2. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa.
  3. Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure
D.     ANALISIS ALIRAN TRANSFORMASI

·         Menyimpulkan bahasa sebagai peggunaan simbol yang tak terhingga dengan alat yang terbatas.
·         Menegaskan harus adanya aturan gramatika tertentu yang menyeluruh dan bisa menghasilkan kalimat-kalimat gramatik yang mungkin ada.
·         Membedakan kalimat dasar (sederhana, aktif, pernyataan) dengan kalimat transformasi (majemuk, pasif, pernyataan).
·         Menegaskan bahwa setiap orang lahir dengan dianugerahi kemampuan berbahasa (innate ability).
·         Struktur dalam (deep structure) adalah struktur dasar tapi tak teramati, yang ada dalam pikiran si pembicara / penanggap tutur dan dengan competencenya mereka mentransformasikan struktur dasar tadi ke dalam struktur luar (surface structure), yaitu ujaran dan tulisan. Kalimat ujaran tersebut merupakan performancenya.
·         Menganggap kegiatan bahasa sebagai tingkah laku yang dikendalikan aturan-aturan, bebas dari stimulus. Aturan-aturan ini begitu ampuh hingga membuat penutur asli mampu menyusun dan mengerti kalimat-kalimat baru yang belum pernah dibuat dan didengarnya.
·         Menyatakan pentingnya pelibatsertaan makna dalam menyusun analisis gramatika bahasa.

E.      TRANFORMASI GENERATIF

1. Rumus Struktur Frasa
Rumus ini ialah rumus yang menulis kembali lambang-lambang bukan terminal, iaitu perkataan. Contoh-contoh rumus struktur frasa adalah seperti yang berikut:
a) A FN + FK
b) FK K + FN
c) FN N + petunjuk
d) K baca
e) Penunjuk itu
f) N budak, buku
Rumus-rumus di atas akan menerbitkan kalimat Budak itu membaca buku.

2. Rumus-rumus Transformasi
Rumus ini mengambil kalimat yang dihasilkan oleh rumus struktur frasa seperti yang terdapat dalam rumus di atas sebagai input dan memindahkan, menggugurkan, dan menyambungkan unsur-unsur tertentu dalam kalimat tadi. Berbeda dengan rumus struktur frasa yang mempunyai susunan yang bebas, rumus-rumus transformasi disusun mengikut susunan tertentu. Susunan ini penting untuk menghasilkan kalimat- kalimat yang gramatis. Rumus transformasi dianggap penting untuk memperlihatkan hubungan sintaksis yang terdapat di antara dua struktur yang berbeda, misalnya antara kalimat aktif dengan kalimat pasif yang berkut:

1. a) Ahmad membaca buku itu.
b) Buku itu dibaca oleh Ahmad.

2. a) Kucing mengejar tikus.
b) Tikus dikejar oleh kucing.

Secara kasar rumus pasif mengatakan bahawa :
Sekiranya A 1 merupakan kalimat gramatis yang berbentuk FN 1–Kb –K – FN 2 maka urutan yang berbentuk FN – Kb –K – oleh + FN 1 yang dihasilkan dari padanya juga merupakan kalimat gramatis. Antara alasan yang dikemukakan untuk menunjukkan bahawa kalimat pasif diterbitkan daripada kalimat aktif ialah hampir semua kalimat aktif mempunyai kalimat pasifnya. Juga dengan menganggap kalimat pasif sebagai transformasi daripada kalimat aktif, kita tidak perlu menyatakan syarat-syarat sesuatu frasa nama. Antara alasan yang dikemukakan untuk menunjukkan bahawa kalimat pasif diterbitkan daripada kalimat aktif ialah hampir semua kalimat aktif mempunyai kalimat pasifnya. Juga dengan menganggap kalimat pasif sebagai transformasi daripada kalimat aktif, kita tidak perlu menyatakan syarat-syarat sesuatu frasa nama berulang-ulang. Kita hanya perlu menyatakannya sekali dalam kalimat aktif dan syarat ini dikekalkan dalam kalimat pasifnya. Contoh :
3 a) Rosnah minum air
 b) Air diminum oleh Rosnah.

4 a)* Baju mencuci saya
              b)* Saya dicuci oleh baju.

Transformasi pasif ini dinamakan transformasi opsional atau pilihan kerana ia tidak semestinya berlaku. Kita mempunyai pilihan sama ada untuk mengaplikasikannya atau tidak. Kalau tidak mahu mengaplikasikannya, kita masih dapat ayat yang gramatis. Ini berbeda dengan apa yang dikenal sebagai transformasi wajib yaitu transformasi yang mesti berlaku untuk membentuk kalimat yang gramatis. Kalau transformasi wajib tidak diaplikasikan hasilnya ialah kalimat yang tidak gramatis. kalimat 5 dan 6 merupakan kalimat yang tidak gramatis kerana transformasi yang menambahkan imbuhan yang sesuai adalah transformasi wajib dalam bahasa Melayu.

5 * Dia mencerita persoalan itu kepada saya.

6 * Ini menunjuk bahawa persoalan itu tidak benar.

Contoh-contoh transformasi yang lain termasuk kalimat tanya, kalima negatif, dan sebagainya.


BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN

Aliran transformasi pasti tidak pernah lepas dari nama Avram Noam Chomsky. Professor linguistik dari Institut teknologi Massachusetts yang lahir di Philadelphia, Amerika Serikat pada tanggal 7 Desember 1928 tersebut, dikenal sebagai penggagas aliran transformasi.

Aliran ini muncul menentang aliran strukturalis yang menyatakan bahwa bahasa merupakan kebiasaan. Transformasi pada mulanya hanya berbicara transformasi pada level kalimat tetapi kemudian diterapkan dalam tataran lain seperti morfologi dan fonologi.

Berdasarkan faham mentalistik. Aliran ini menganggap bahasa bukan hanya proses rangsang-tanggap akan tetapi merupakan proses kejiwaan. Aliran ini sagat erat dengan psikolinguisti

Proses berbahasa merupakan proses kejiwaan bukan fisik. Secara tegas memisah pengetahuan kebahasaan dengan keterampilan berbahasa (linguistic competent dan linguistic performance). Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antara substansi dan perwujudan. Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat generatif.

Aliran transformasi tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi tanpa dibiasakan atau dilatih mustahil akan bisa. Setiap kebahasaan selalu dikembalikan kepada deep structure

Tidak ada komentar:

Posting Komentar