Seorang mafia
melarikan seorang anak, dengan menggunakan mobil sedan. Diperjalanan seorang
anak ingin pipis.
Si anak, “ Om,
tolong berhenti sebentar dong. Aku kebelet pipis.”
Si mafia, “Ah,
itu perasaan kamu saja. Ntar juga hilang.”
Lalu 5 menit kemudian,
si anak kembali memohon, “kebelet niiih!”
Si mafia, “
Sudahlah, itu perasaan kamu saja. Ntar juga hilang.”
sepuluh menit
kemudian, si anak kembali memohon, “om, beneran niiih!”
Si mafia, “
Diamlah, itu perasaan kamu saja. Ntar juga hilang.”
Setelah setengah
jam kemudian, terciumlah bau pesing.
Si mafia, “Kok
bau pesing? Kamu kencing, ya?”
Si anak, “ ah,
itu perasan om saja. Ntar juga hilang.”
Hahha. Begitulah
kalau kita sering berharap dengan manusia, kita sering kecewa.
(Santosa,
2011:46)
Ada kisah tentang kita, disebuah rumah sempit ukuran
3x3 berdinding semen yang mulai rapuh termakan usia. Meski agak serupa dengan
menara pissa tingkat kemiringannya, rumah itulah satu-satunya yang kami bisa
tempati. Rumah dengan pohon mangga
besar. Awalnya ragu dengan kebersamaan kita ini, awalnya curiga kita tak akan
kompak. Tapi, ternyata kebersamaan itu terasa sebentar sekali. Aku menulis ini
karena aku sedang rindu kalian.
Pertama kekompakan itu muncul dengan kehadiran
tokek. Karena tokek suasana siang itu jadi menyenangkan. Meski akhirnya tokek
tersebut mati. Sebenarmya kami punya mimpi, dengan menjual tokek yang kami
dapat secara keroyokan itu. Haha.
Hari-hari pertama terasa berat, banyak yang kami
tidak sukai ditempat itu, mulai dari, sinyal yang susah, tempat mandi, tempat
puff, dan tempat-tempat lainnya yang serba susah. Selama dua minggu disana kami selalu melihat
sisi buruk tempat itu.
Namun hari-hari berikutnya terasa menyenangkan. Kami
juga punya teman, teman kami semua, “Kendi” namanya. Anak usia 3tahun tersebut
mampu memikat hati kami. Ya, sebenarnya pajaknya besar kalo sama Kendi ke
Warung. Hahah.
Selama disana aku mengenal kalian semua. Aku suka
sama sifat-sifat yang kalian tunjukan. Dan aku selalu merindukan hal itu. Penri
yang dewasa dan pintar masak nasi goreng (mudah-mudahan Penri tersingggung).
Iyan yang selalu serius. Angga yang religius diantara lelaki-lelaki yang ada,
paling suka dikerjain. Arif yang lucu, sangking lucunya pernah menjatuhkan
dirinya dari kursi dibawah pohon mangga .hahah. Inget gak! Inget Gak!. Alfin yangggg (emmm dak tau), Neneng yang
pinter masak dan mengaji, Mbak Imah yang pengalah, dan mbak Ida yang baik, dan
dan Dian yang tiap malam .... tak usah dijanjutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar