Senin, 18 Maret 2013

Pengertian Masyarakat Tutur

Dalam bahasa Inggris, masyarakat tutur memiliki padanan istilah yakni speech community. Masyarakat tutur secara teori termasuk ke dalam variasi atau ragam bahasa dalam konteks sosial. Ragam bahasa dalam konteks sosial  memiliki dua hal yang saling berkaitan yaitu verbal repertoire dan masyarakat tutur. Sebelum masuk ke dalam pengertian masyarakat tutur, lebih baik kita memahami verbal repertoire terlebih dahulu. Verbal repertoire merupakan kemampuan komunikatif di mana kemampuan ini terbagi dua yaitu kemampuan komunikatif yang dimiliki oleh setiap penutur secara individu dan kemampuan komunikatif yang dimiliki oleh masyarakat tutur secara keseluruhan. Adapun kemampuan komunikatif setiap penutur ditentukan oleh masyarakat di mana ia merupakan anggotanya, dan kemampuan komunikatif suatu masyarakat tutur terjadi dari himpunan kemampuan komunikatif seluruh penutur dalam masyarakat menjadikan pengertian masyarakat tutur bukan sekedar kelompok orang yang mempergunakan bentuk bahasa yang sama. Akan tetapi, kelompok orang-orang yang juga mempunyai norma yang sama dalam memakai bentuk-bentuk bahasa.
            Fishman (1975:28) memberi batasan bahwa masyarakat tutur ialah suatu masyarakat yang anggota-anggotanya setidak-tidaknya mengenal satu variasi tutur beserta norma-norma yang sesuai dengan pemakaiannya. Hal ini menjelaskan bahwa masyarakat tutur bersifat netral dalam arti dapat digunakan secara luas dan besar serta dapat pula digunakan dalam menyebut masyarakat kecil atau sekelompok ornag yang menggunakan bahasa relatif sama dan mempunyai penilaian yang sama dengan pemakaian bahasanya.
            Dalam bukunya, Leonard Bloomfield (1933 ch.3) pernah membahas mengenai masyarakat tutur namun terdapat kerancuan dan ketidak sepakatan akan masyarakat tutur menurut beberapa pakar sosiolinguistik lain. Misalnya saja menurut Bloomfield sendiri, masyarakat tutur merupakan sekelompok orang yang berinteraksi dengan cara berbicara. Ini memungkinkan bahwa beberapa dari mereka berinteraksi dengan cara satu bahasa dan menggunakan bahasa lain dengan orang yang lain pula. Berbeda dengan pendapat John Lyons (1970:326). Secara garis besar ia mengatakan bahwa semua orang yang menggunakan bahasa atau dialek tertentu merupakan masyarakat tutur. Menurut definisi ini, masyarakat tutur menjadi tumpang tindih sebab ada dwibahasa individu yang tidak memerlukan kesatuan sosial atau budaya. Pakar lain yaitu menurut Gumperz (1968), masyarakat tutur adalah setiap jumlah total manusia yang ditandai oleh adanya interaksi rutin dengan tanda-tanda verbal dan ada pula jumlah total serupa dengan perbedaan yang signifikan dalam penggunaan bahasa, hal ini tidak harus ada pada satu bahasa untuk setiap masyarakat tutur. Penekanannya ada pada komunikasi dan interaksi. Labov (1972:120) menjelaskan bahwa masyarakat tutur tidak didefinisikan sebagai persetujuan yang ditandai dalam penggunaan elemen bahasa. Lebih banyak pada partisipasi dan pembagian norma.
            Hampir sama dengan definisi yang diberikan oleh Labov, merujuk pada pembagian norma-norma dan pola abstrak akan keanekaragaman dibandingkan dengan kebiasaan tutur telah disampaikan oleh Dell Hymes (1972) dan Michael Halliday (1972). Hal ini dapat terlihat bahwa definisi semacam ini meletakkan penekanan atau penegasan akan masyarakat tutur sebagai sebuah kelompok di mana orang merasa dirinya berada di sebuah komunitas dalam arti tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar